Rate this post

James-DeGale-Boxing

James DeGale bertekad membuat sejarah dengan menjadi pemenang medali emas Olimpiade pertama asal Inggris dan menjadi petinju juara dunia.

Petinju 29 tahun asal London, yang meraih emas di Olimpiade Beijing 2008 ini, dijamin pertarungan gelar dunia di O2 Arena pada tanggal 25 April setelah sesama petinju Inggris Carl Froch memilih melowongkan sabuk kelas menengah super IBF nya pada hari Selasa.

DeGale adalah penantang wajib untuk sabuk IBF itu dan nampaknya mungkin ia akan melawan petinju Amerika Andre Dirrell, yang saat ini memegang gelar WBC dan memiliki catatan hanya satu kali kekalahan – dari Froch pada tahun 2009 – dari 25 pertarungan.

Sang lawan George Groves, yang menyebabkan sekali kekalahan profesional DeGale dalam 21 pertarungan, adalah penantang wajib untuk sabuk WBC sehingga pertemuan keduanya mungkin bisa sengit, sementara Froch mengisyaratkan potensi pertarungan berikutnya di akhir tahun.

DeGale tidak peduli siapa yang akan dilawannya karena ia tidak akan membiarkan setiap lawan menghancurkan impiannya menjadi juara dunia.

Katanya pada Sky Sports: “Ini akan berarti segalanya, saya cukup terobsesi. Saya selalu mengatakan sudah waktunya membuat sejarah, menjadi peraih medali emas Olimpiade pertama asal Inggris dan memenangkan gelar juara dunia akan menjadi istimewa”
Tentang kemungkinan lawannya, DeGale menambahkan: “Saya akan senang bertarung dengan Carl Froch. Ini akan menjadi pertarungan besar bagi Inggris dan mengalahkan juara besar seperti Carl – saya akan menyukainya. Tapi Dirrell harus melakukannya.

“Mungkin (Froch) sedikit menghindari saya. Saya penantang wajib untuk gelar juara dunia dan ia memilih melowongkannya, tapi saya hanya fokus untuk memenangkan gelar juara dunia.

“Saya tidak khawatir dengan Carl Froch – jika pertarungan itu terjadi setelah saya memenangkan gelar juara dunia, maka sempurna.”

Dirrell hanya bertarung sekali di luar Amerika Serikat sebelumnya, tapi promotor Eddie Hearn yakin ia bisa membawanya ke Inggris untuk menghadapi DeGale.

“Ia belum tertarik datang ke Inggris, tapi saya yakin,” kata Hearn. “Jika peluangnya 50-50, seperti yang sudah diperintahkan IBF, jauh lebih mudah untuk melaksanakan pertarungan hingga akhir.”